Friday, 9 June 2017

MANAGEMEN PEMASARAN "PROMOSI"


BAB I. PENDAHULUAN


Pemasaran merupakan suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai produsen sampai konsumen dapat dimasukan sebagai bentuk pemasaran
Sebagian orang menganggap bahwa promosi dan pemasaran mempunyai pengertian yang sama, padahal sebenarnya promosi hanya merupakan salah satu bagian dari kegiatan pemasaran. Walaupun promosi sering dihubungkan dengan penjualan tetapi kenyataannya promosi mempunyai arti yang lebih luas dari penjualan karena penjualan hanya berhubungan dengan pertukaran hak milik yang dilakukan oleh tenaga penjual, sedangkan promosi adalah setiap aktivitas yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.
Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahan yang bersangkutan. 


BAB II. PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Promosi
Promosi meliputi kegiatan perencanaan, implementasi dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada konsumen serta sasaran lainya. Promosi merupakan kumpulan aktivitas yang memberitahu kebaikan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi dapat dikategorikan sebagai komponen dalam campuran pemasaran yang menekankan teknik yang berkesan untuk menjual produk.
Menurut Ben M. Enis (1974:378) promosi diartikan sebagai “…as comunication that inform potential customers of the existence of product and persuade them that those product have want satisfying capabilities“. Promosi bisa diartikan sebagai sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa ataupun sebuah proses membagi ide, informasi atau perasaan audiens.
Menurut Kotler dan Gary A. dalam Alexander Sindoro (2000), ”Bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya.”
Promosi berkaitan dengan metode komunikasi yang ditujukan kepada pasar yang menjadi target tentang produk yang tepat yang dijual pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat. Promosi mencakup penjualan oleh perseorangan, penjualan massal dan promosi penjualan.Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan ataupun untuk menyampaikan berita tentang produk tersebut dengan jalan mengadakan komunikasi dengan para pendengar yang sifatnya membujuk. Pada prateknya walaupun pelaksanaan promosi ini umumnya dilakukan oleh para penjual/produsen, pihak pembeli atau calon pembeli kadang-kadang ada kalanya secara sadar atau tidak sadar juga telah melakukan promosi, misalnya bila mereka menginginkan suatu informasi/keterangan mengenai harga, kualitas dan sebagainya dari pihak penjualan.
2.2      Fungsi Dan Tujuan Promosi
Dengan dilakukannya kegiatan promosi perusahaan mengharapkan adanya peningkatan angka penjualan dan keuntungan. Menurut Terence A. Shimp (2000:7) fungsi dari kegiatan promosi antara lain:
1.      Informing (Memberikan Informasi)
Promosi merupakan sarana untuk mengenalkan produk kepada para konsumen. Promosi membuat konsumen sadar akan produk-produk baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra sebuah perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa. Promosi menampilkan peran informasi bernilai lainnya, baik untuk merek yang diiklankan kepada konsumennya, dengan mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek yang telah ada 
2.      Persuading (Membujuk)
Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan. Terkadang persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer, yakni menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering, promosi berupaya untuk membangun permintaan sekunder, permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik.
3.      Reminding (Mengingatkan)
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk dan jasa yang diiklankan, dampak promosi di masa lalu memungkinkan merek pengiklan hadir di benak konsumen. Periklanan lebih jauh didemonstrasikan untuk mempengaruhi pengalihan merek dengan mengingatkan para konsumen yang akhir-akhir ini belum membeli merek yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang menguntungkan.
4.      Adding Value (Menambah nilai)
Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai tambah bagi penawaran-penawaran mereka, inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen. Ketiga komponen nilai tambah tersebut benar-benar independen. Promosi yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.
5.      Assisting (Mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan)
Periklanan merupakan salah satu alat promosi. Promosi membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawasi proses penjualan produk-produk perusahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya periklanan dapat dihemat karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk memberi informasi kepada prospek tentang keistimewaan dan keunggulan produk jasa. Terlebih lagi, iklan melegitimasi atau membuat apa yang dinyatakan klaim oleh perwakilan penjual lebih kredibel.
Kelima fungsi yang disebutkan di atas lebih ditujukan kepada konsumen. Di samping itu promosi juga memiliki tujuan untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor. Salah satu strategi memenangkan persaingan dalam dunia pemasaran atau promosi adalah menggunakan Public Relations dengan baik.
Secara umum tujuan dari diadakannya kegiatan promosi antara lain: untuk menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial, untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit, untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan, untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar, membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing dan membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.

 2.3    Bentuk Dan Media Promosi
a.      Informasi dari mulut ke mulut (Word of mouth)
Informasi dari mulut ke mulut merupakan teknik promosi melalui percakapan dari seseorang kepada orang lain untuk menyebarkan informasi dimaksud. Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan barang/jasa. Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain, pelanggan tersebut akan berbicara dengan pelanggan lain yang berpotensial tentang pengalaman dalam menerima jasa tersebut, sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya.
Promosi dari mulut kemulut ini banyak digunakan oleh para pelaku bisnis karena murah dan tanpa biaya dan dapat dikatakan sangat efektif.
Promosi dari mulut-kemulut memang bisa diandalkan, untuk itu perlu diikuti dengan kualitas yang baik. Jangan sampai pelanggan yang datang kecewa karena apa yang mereka rasakan tidak sama dengan informasi yang diterima. Usahakan untuk membuat para konsumen puas sehingga mereka kembali membeli dan menceritakan kepada teman lainnya.
b.      Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Pemasaran langsung merupakan bentuk promosi dengan cara memasarkan barang/jasa secara langsung agar mendapat tanggapan secara langsung juga dari para konsumen. Pemasaran langsung tidak harus bertatap muka secara langsung tetapi pemasaranya ditujukan secara langsung kepada seseorang. Pemasaran langsung ini bisa melalui penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
Secara umum pemasaran langsung mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.       Nonpublik: Hanya ditujukan kepada orang tertentu saja seperti pemegang kartu kredit, pelanggan maskapai penerbangan dan lain-lain;
2.      Penyesuaian isi pesan: Isi dari informasi diteliti dan disesuikan dengan kondisi dari orang yang kana dikirim sehingga lebih menarik dan tidak salah sasaran;
3.      Terbaru: Biasanya pesan mengikuti trend terbaru;
4.      Terjadi proses interaktif: Apabila orang yang berkaitan melakukan tanggapan maka pesan dapat diubah sehingga infortmasi bersifat interaktif.
            Manfaat yang dapat diambil dengan melakukan pemasaran secara langsung antara lain:
·         Belanja dapat dilakukan oleh konsumen dirumah sehingga hemat waktu dan biaya transportasi dan lebih nyaman;
·         Bagi konsumen mempunyai pilihan barang yang banyak melalui katalok yang ditawarkan atau layanan online;
·         Konsumen dapat memsan barang baik untuk sendiri maupun orang lain;
·         Konsumen dapat mempelajari produk sebelum membeli tanpa harus menemui wiraniaga yang mungkit menyita waktu;
·         Penjual dapat memilih calon konsumen dengan karakteristik yang sesuai dengan produk;
·         Penjual dapat mengkhususkan dan menyesuaikan pesanan sesuai kebutuhan calon konsumen;
·         Bahan informasi pemasaran langsung memiliki keterbacaan yang tinggi karena bahan tersebut dikirimkan pada calon pembeli yang jelas tengah berminat;
·         Memungkinkan pengujian media dan pesan alternatif untuk mencari metode pencapaian tujuan yang paling efektif dalam segi biaya;
·         Pemasaran langsung dapat diatur agar dapat menjangkau calon pembeli pada saat yang tepat;
·         Strategi penawaran langsung sulit dilihat oleh pesaing;
·         Dapat mengukur tanggapan dari konsumen sehingga bisa digunakan untuk membuat keputusan yang lebih menguntungkan.

c.       Iklan (Advertising)
Iklan adalah Setiap bentuk presentasi dan promosi non personal atas ide, barang atau jasa oleh sponsor tertentu dengan menggunakan media tertentu. John D. Burke (1980:9) mengartikan advertising sebagai ..Is a sales message directed at a mass audience that seeks through, persuation to sell goods, services or ideas on behalf of the paying sponsore sedang John W. Kennedy mengartikan advertisng sebagai salesmanshif  in print.
Media yang sering digunakan untuk periklanan atau advertising bisa melalui surat kabar, majalah, direct email, televisi, radio, bioskop, papan reklame, car card, lampu-lampu, katalog, telephon dan sebagainya. Iklan sering muncul tergantung pada tipe dan daya tarik yang diakibatkan oleh iklan tersebut. sehingga kita mengenal beberapa tipe iklan yang sering ditampilkan oleh televisi atau media lainnya antara lain :
a.       Price advertising, iklan tipe ini lebih menonjolkan harga yang menarik. Contohnya:” Beli dua dapat tiga”, “Dapatkan kemilau rambut indah hanya dengan  Rp 250,”- dll;
b.       Brand advertising, maksudnya iklan yang tipenya lebih memberikan penekanan perhatian tentang nama brand kepada pembaca atau pendengarannya. Contohnya:” Yamaha semakin di depan” dll.
Iklan produk dapat digunakan oleh pengusaha atau produsen untuk melaksanakan berbagai tugas sebagai berikut : Mempromosikan penjualan suatu merek melalui pengecer–pengecer yang sekarang dengan mendapatkan langganan–langganan baru dan membuat langganan–langganan yang sekarang membeli lebih banyak produk itu dari pada waktu yang lampau, Membantu penjualan suatu produk bermerek dengan memberikan kepada konsumen nama dan alamat dari para pengecer terpilih yang menyediakan produk tersebut, Jika produk itu dijual dari rumah ke rumah, maka iklan produk itu akan membantu menjual merek, dengan meratakan jalan untuk para wiraniaga dan memberikan tuntunan bagi wiraniaga untuk diikuti, Membantu mendapatkan distribusi untuk suatu produk baru atau memperluas distribusi dari suatu produk lama, dengan merangsang permintaan pada toko – toko pengecer melalui iklan konsumen dan membangkitkan minat para pengecer terhadap produk itu melalui iklan yang ditujukan kepada mereka, Mendorong para pengecer untuk mengadakan pameran, iklan dan menjual secara aktif produk itu, Memperluas penjualan suatu industri atau untuk menangkis trend penjualan yang memburuk.
d.      Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Public Relation atau hubungan masyarakat adalah berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau produknya. Daya tarik hubungan masyarakat didasarkan pada tiga sifat khusus:
1.      Kredibilitas yang tinggi: Masyarakat pada umumnya lebih mempercayai cerita atau kabar atau gambaran perusahaan dari pada apa yang dia lihat pada iklan;
2.      Kemampuan menangkap pembeli yang tidak dibidik sebelumnya: Hubungan masyarakat dapat menjangkau banyak calon pembeli terutama bagi para pembeli yang cenderung menghindari wiraniaga dan iklan;
3.      Dramatisasi: Hubungan masyarakat memiliki kemampuan untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk. Hal ini dapat membangun kepercayaan publik.
Hubungan masyarakat ini bisa dilakukan melalui berbagai cara misalnya sosialisasi, keramahtamahan dengan warga sekitar tempat kita menjalankan bisnis. Melalui hubungan masyarakat yang baik maka secara tidak langsung kita juga mempromosikan produk kita. Bahkan masyarakat lebih percaya dengan perusahaan yang dia kenal baik dari pada menyaksikan iklan atau kewiraniagaan. Namun pada umumnya para pemasar cenderung kurang menggunakan hubungan masyarakat namun sesekali mereka pasti melakukan program ini. Program hubungan masyarakat yang direncanakan dengan baik dan dikoordinasikan dengar elemen bauran promosi yang lain dapat menjadi sangat efektif.
e.       Kewiraniagaan (Personal Selling).
Kewiraniagaan atau juga  disebut Personal Selling adalah presentasi langsung dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli, dengan maksud untuk mendapatkan penjualan. Kewiraniagaan merupakan unsur terpenting kedua bagi eksekutif untuk menentukan perpaduan promosinya dalam mendapatkan pesanan. Tujuan kewiraniagaan adalah :
1.      Mendapatkan pesanan untuk produk itu;
2.      Membuat agar pengecer aktif mempromosikan dan memamerkan produk itu ditempat penjualannya;
3.      Membuat grosir (wholesaler) bekerja sama dengan pengusaha (manufacturer) untuk aktif menjual produk itu atau dengan mendorong para pengecer untuk aktif ditempat penjualan dengan iklan penjual dan usaha –usaha promosi lainnya;
4.      Mendidik mereka yang dapat mempengaruhi pembelian untuk memilih perusahaannya dan produknya. Kewiraniagaan ternyata merupakan metode yang efektif bila besarnya pembelian relatif besar, bila ciri–ciri produk itu membutuhkan penjelasan dan demonstrasi, bila barang itu dibeli pada jarak waktu yang jarang, dan bila calon pembeli telah memiliki model lama dari produk yang hendak ia tukar tambahkan.Pada saat seorang konsumen perlu mengorbankan banyak surplusnya untuk membeli sebuah pesawat televisi, sebuah lemari es, mobil atau rumah, maka diperlukan daya bujuk (persuasion) dari pihak wiraniaga untuk mengatasi keengganan yang wajar untuk membeli dari calon pembeli. Kewiraniagaan yang agresif cenderung merupakan metode yang esensial bagi pemasaran produk yang demikian.
Dalam memilih metode promosi berupa personal selling atau kewiraniagaan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1.      Bagaimana Merekrut dan memilih wiraniaga dengan kaliber yang dikehendaki;
2.      Bagaimana melatih para wiraniaga baru sehingga mereka dapat melaksanakan fungsi mereka secara efektif;
3.      Metode gaji/imbalan apa yang akan dipakai;
4.      Bagaimana merangsang orang–orang itu untuk berusaha semaksimum mungkin dalam pekerjaannya;
5.      Bagaimana mengawasi orang–orang ini sehingga mereka memanfaatkan dengan sebaik–baiknya kesempatan–kesempatan yang ada didaerah mereka;
6.      Bagaimana menentukan wilayah di mana orang–orang beroperasi, dan
7.      Bagaimana menilai prestasi para wiraniaga itu.
  
f.       Promosi Konsumen (Hadiah, Perlombaan dan Penawaran Kombinasi)
            Promosi konsumen ini bertujuan untuk mendapatkan dampak yang cepat ditempat pembelian, barangkali bersama dengan satu atau lebih sasaran yang mendasarinya. Pemakaian promosi konsumen ini sangat kontroversial. Jelaslah bahwa kebutuhan akan rangsangan yang kuat dalam program promosi itu bergantung pada apakah tanggapan pembeli dini (early buying respone) dapat atau tidak dapat diharapkan dari gabungan dampak iklan konsumen, kewiraniagaan dan promosi dealer.
Jadi promosi konsumen itu adalah alat praktis jangka pendek yang bertujuan untuk merangsang tanggapan yang segera ditempat pembelian. Jika diterapkan dalam keadaan yang tepat, bersama–sama dengan unsur–unsur lain dalam perpaduan promosi, maka penggunaannya dapat memberikan hasil dalam jangka waktu pendek. Akan tetapi, manfaat jangka panjang dari pemakaian promosi adalah lebih sulit. Jika ia digunakan untuk mempromosikan contoh paksaan (forced sampling) dari suatu produk baru, manfaat jangka panjang memang mungkin dapat diraih. Dan jika ia digunakan dalam promosi dari merek yang sudah tekenal dan sudah mapan (established brands), peningkatan porsi pasarnya (share of market) biasanya hanya bersifat sementara.
g.      Promosi Dealer/Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Sales Promotion merupakan bentuk promosi selain iklan, personal selling maupun publisitas yang memiliki berbagai bentuk kegiatan. Promosi penjualan merupakan unsur ketiga yang dimaksudkan ke dalam perpaduan penjualan oleh banyak manufaktur dalam usahanya mendapatkan pesanan. Promosi penjualan meliputi berbagai jenis iklan, etalase dan pameran interior, demonstrasi produk, perlombaan konsumen, pemberian hadiah, penggunaan kombinasi penawaran, pembagian contoh cuma–cuma dan aktivitas–aktivitas lain yang bertujuan meningkatkan penjualan suatu merek produk tertentu.
Ada beberapa metode yang perlu diperhatikan dalam mendorong Promosi Dealer:
1.      Sampai berapa jauh promosi dealer yang aktif itu dianggap penting;
2.      Apakah distribusinya diseleksi atau tidak;
3.      Praktek saingan, dan
4.      Biaya metode alternatif yang bersangkutan.
h.      Pameran dan Eksibisi
Pameran merupakan suatu bentuk dalam usaha jasa pertemuan yang mempertemukan antara produsen dan pembeli namun pengertian pameran lebih jauh adalah suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu produsen, kelompok, organisasi, perkumpulan tertentu dalam bentuk menampilkan display produk kepada calon relasi atau pembeli. Adapun macam pameran itu adalah : show, exhibition, expo, pekan raya, fair, bazaar dan pasar murah. Ruang untuk setiap peserta pameran disebut stan atau boat yang dibagikan dan diatur oleh panitia penyelenggara.
Salah satu promosi yang efektif dalam memperkenalkan suatu produk ke pasar adalah dengan mengikuti atau mengadakan pameran. Saat ini sudah banyak event organizer yang khusus menjadi penyedia sarana pameran tersebut, sehingga perusahaan tidak perlu repot untuk mengadakan pameran sendiri. Pameran mempunyai manfaat antara lain:


1.      Memperkenalkan produk baru
Dalam pameran memperkenalkan produk baru biasanya dilakukan secara intensif oleh penjaga stan. Dalam hal ini seharusnya penjaga pameran bereaksi terhadap perkembangan reaksi pengunjung pameran dari bentuk respon sekecil apapun, jika perlu pancing reaksi baik ucapan, penolakan,
2.      Memperkenalkan produk hasil modifikasi
Modifikasi adalah inovasi dalam bisnis. Harapannya adalah modifikasi suatu produk dapat memberikan manfaat baru atau manfaat tambahan dari pada sekadar produk sebelumnya yang belum dimodifikasi. Ada kalanya juga modifikasi itu untuk keperluan seni. Dalam pameran sering kita jumpai hal semacam ini. Pameran sangat berguna untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan hasil modifikasi produk.
3.      Memperkuat Citra perusahaan
Suatu perusahaan yang telah berdiri selama beberapa tahun dan telah mempunyai pelanggan, maka akan sangat bermanfaat jika melakukan pameran atas produk-produknya, terutama produk baru. Hal ini sangat berguna untuk membangun citra perusahaan karena ada kalanya pelanggan itu juga mengikuti perkembangan perusahaan, sehingga dia penasaran dengan produk apa yang baru diluncurkan. Pamera menjawan rasa penasaran pelanggan yang seperti itu.
4.      Mengumpulan informasi pesaing
Dalam pameran biasanya diikuti oleh beberapa perusahaan baik yang sejenis maupun bermacam-macam tergantung pameran itu sendiri. Dengan mengikuti pamrena itu pemilik perusahaan dapat mencari informasi tentang perusahaan lain baik itu mengenai harga, produk baru, cabang perusahaan atau agen, alat mesin, teknologi yang digunakan dan lain-lain.
5.      Menguji penjualan anda saat pameran
Pameran bisa digunakan sebagai cermin dari hasil penjualan jangka pendek. Keberhasilan jangak panjang dapat diuji dengan keberhasilan jangka pendek. Sehingga hasil dari pameran perlu dievaluasi apa bila ada kekurangan baik itu mengenai produknya maupun cara promosinya.
6.      Menguji SDM dan kekuatan teamwork
Dalam pameran kekuatan teamwork perusahaan sangat diuji, misalnya saat banyak pengunjung yang datang. Apa yang dia lakukan, apa yang bisa dia perbuat untuk kemajuan perusahaan, bagaimana dia mengambil kesempatan seperti itu. SDM itu bisa saja dari tim marketingnya atau produk dan pengepakannya atau quality control.

  
                                                          BAB III. PENUTUP       
  
3.1      Kesimpulan
Promosi bisa diartikan sebagai sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa ataupun sebuah proses membagi ide, informasi atau perasaan audiens.
Ø  Fungsi promosi meliputi:
1.                  Informing (Memberikan Informasi)
2.                  Persuading (Membujuk)
3.                  Reminding (Mengingatkan)
4.                  Adding Value (Menambah nilai)
5.                  Assisting (Mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan)
Ø    Tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut:
1.                  Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need).
2.                  Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awareness).
3.                  Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).
4.                  Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention).
5.                  Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation).
6.                  Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning)
Ø    Bentuk-bentuk promosi:
1.                  Informasi dari mulut ke mulut (Word of mouth)
2.                  Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
3.                  Iklan (Advertising)
4.                  Hubungan Masyarakat (Public Relation)
5.                  Kewiraniagaan (Personal Selling).
6.                  Promosi Konsumen (Hadiah, Perlombaan dan Penawaran Kombinasi)
7.                  Promosi Dealer/Promosi Penjualan (Sales Promotion)
8.                  Pameran dan Eksibisi




DESIGNING ORGANIZATIONAL STRUCTURE : AUTHORITY AND CONTROL

BAB 1 PENDAHULUAN

Desain organisasi dinyatakan sebagai proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi yang akan diterapkan di lingkungan tempat anggota organisasi melaksanakan strategi tersebut. Desain organisasi menuntut manajer untuk melihat secara bersamaan kedalam organisasi dan keluar organisasi.
Dalam pengembangan desain organisasi ada dua hal yang penting, pertama adalah perubahan strategi dan lingkungan berlangsung dengan berlalunya waktu serta desain organisasi merupakan proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan dalam struktur termasuk mencoba dan kemungkinan berbuat salah dalam rangka menyusun desain organisasi. Manajer hendaknya memandang desain organisasi sebagai pemecahan masalah dan mengikuti tujuan organisasi dengan gaya situasional atau kontingensi, yaitu struktur yang ada di desain untuk menyesuaiakan keadaan organisasi atau sub unitnya yang unik berdasarkan kewenangan dan kontrol.
1.    Mengapa hirarki otoritas muncul dalam sebuah organisasi dan bagaimana proses dari diferensiasi vertikal ?
2.    Apa masalah yang terlibat dalam mernacang hirarki untuk mengkoordinasikan dan memotivasi perilaku organisasi yang paling efektif ?
3.    Bagaimana cara seorang manajer sebagai kontrol langsung dalam sebuah organisasi dan mempengaruhi desain hirarki organisasi ?
4.    Bagaimana prinsip-prinsip dari struktur birokrasi dan dampaknya untuk desain dan hirarki organisasi yang efektif ?
5.    Mengapa flat organization lebih banyak diberdayakan dari tim karyawan, baik di dalam meupun diseluruh fungsi yang berbeda ?


1.    Menjelaskan tentang bagaimana hirarki otoritas muncul dalam sebuah organisasi dan proses dari diferensiasi vertikal.
2.    Mendiskusikan masalah yang terlibat dalam merancang hirarki untuk mengkoordinasikan dan memotivasi perilaku organisasi yang paling efektif.
3.    Menjelaskan bagaimana cara seorang manajer sebagai kontrol langsung dalam sebuah organisasi dan mempengaruhi desain hirarki organisasi.
4.    Menghargai prinsip-prinsip dari struktur birokrasi dan menjelaskan dampaknya untuk desain dari hirarki organisasi yang efektif.
5.    Menjelaskan mengapa organisasi yang rata lebih banyak diberdayakan dari tim karyawan, baik di dalam meupun diseluruh fungsi yang berbeda.


2.1      Otoritas

Otoritas bisa diartikan kekuasaan resmi dan legal untuk menyuruh pihak lain bertindak dan taat kepada pihak yang memilikinya. Otoritas juga berkaitan dengan kekuasaan sebagai suatu pengaruh yang kuat yang bersifat mengendalikan atas pengarahan perilaku seseorang. Otoritas juga bisa diterima oleh bawahan dengan alasan untuk mencapai tujuan yang dianggap berfaedah dan diterima oleh pekerja lainnya. Dengan demikian, otoritas merupakan kewenangan dari seorang pemimpin untuk memberikan keputusan agar diterima oleh bawahannya.
Otoritas terletak pada individu dalam organisasi. Tingkat dan kekuatan otoritas tergantung pada tingkat di mana seseorang memegang posisi. Kewenangan diukur atas dasar perintah pada kontrol sumber daya, risiko bisnis, dan pengambilan keputusan kekuasaan untuk mengelola risiko dan manfaat. Ketika otoritas didistribusikan dalam diferensiasi vertikal dalam hal tingkat, organisasi dibangun berdasarkan prinsip hirarki kewenangan. Efektivitas otoritas didasarkan pada rentang kendali, yaitu jumlah orang yang dikelola dan dikendalikan oleh seseorang. Tergantung pada organisasi, dan bisnis, rentang mungkin berbeda 4-7. Rentang luar kisaran ini telah terbukti tidak produktif dan tidak efisien. Hirarki mulai muncul ketika organisasi mengalami masalah, yaitu :
1.    Dalam mengkoordinasikan dan memotivasi karyawan. Untuk menangani masalah koordinasi dan motivasi maka organisasi dapat melakukan :
a.       Meningkatkan jumlah manajer untuk memantau, mengevaluasi, dan memberikan reward kepada karyawan.
b.      Meningkatkan jumlah tingkat dalam hirarki manajerial, sehingga membuat hirarki otoritas yang lebih tinggi.
2.    Pembagian kerja dan spesialisasi kerja sulit untuk menentukan seberapa baik kinerja setiap individu.
3.    Hampir tidak mungkin untuk menilai kontribusi kinerja individu ketika karyawan bekerja sama.
Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman struktur. Diferensiasi meningkat, demikian pula kompleksitasnya, karena jumlah tingkatan hierarki di dalam organisasi bertambah. Makin banyak tingkatan yang terdapat di antara top management dan tingkat hierarki yang paling rendah, makin besar pula potensi terjadinya distorsi dalam komunikasi, dan makin sulit mengkoordinasi pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta makin sukar bagi top management untuk mengawasi kegiatan bawahannya.
Kelebihan Diferensiasi Vertikal :
Semakin banyak orang untuk mengontrol aktivitas yang kian beragam dalam manajemen. Semua bagian menjadi maksimal dan lebih baik serta tidak memerlukan kemampuan khusus pada bidangnya, sehingga menghemat sumber daya manusia yang ada.
Kelemahan Diferensiasi Vertikal:
Semakin banyak tingkatan di dalam mangemen maka akan tambah sulit dalam  pengambilan keputusan.   
Struktur organisasi dapat dibagi menjadi 2, bila dilihat dari sisi tinggi struktur organisasinya, yaitu :
1.    Tall Organization
Sebuah organisasi di mana hirarki memiliki banyak tingkat relatif terhadap ukuran organisasi. Tall organization disebut dengan organisasi tinggi dengan 7 tingkatan. Tall organization berarti organisasi tersebut tinggi, yang berarti ada jenjang yang panjang, atau tangga struktural yang panjang dari tingkatan direksi sampai ke tingkatan pegawai terendah Tall organization memiliki keunggulann dan kelemahan, yaitu :
Tabel 2. Keunggulan dan Kelemahan Tall Organization
Keunggulan Tall Organization
Kelemahan Tall Organization
1)   Koordinasi lebih mudah dilakukan

1)   Biaya-biaya yang berkaitan dengan jabatan lebih besar
2)   Pembinaan dan kontrol lebih efektif
2)   Birokrasi semakin panjang.
3)   Spesialisasi tugas lebih mendalam
3)   Jalur perintah dan tanggung jawab lebih panjang.
Bentuk organisasi ini memang sangat biasa ditemukan pada perusahaan besar dengan pegawai yang banyak, sehingga memiliki jenjang-jenjang yang spesifik, dan dengan pembagian tugas yang spesifik pula. Dalam struktur organisasi seperti ini, sangat jelas pembagian dari masing-masing departmemen, dan sangat jelas juga pembagian sub departemennya masing-masing. Gambar bentuk Tall organization dapat dilihat pada Gambar 1.  
Gambar 1. Bentuk Tall Organization
2.    Flat Organization
Sebuah organisasi yang memiliki lebih sedikit level dalam hirarki yang relatif terhadap ukurannya. Flat organization disebut dengan organisasi lebar dengan 3 tingkatan. Flat organization berarti organisasi tersebut tidak memiliki jenjang yang tinggi atau jauh antara direksi dengan pegawai yang paling rendah. Flat organization memiliki keunggulann dan kelemahan, yaitu :
Tabel 3. Keunggulan dan Kelemahan Flat Organization
Keunggulan Flat Organization
Kelemahan Flat Organization
1)   Tingkatan manager sedikit, biaya-biaya yang terkait dengan jabatan relatif kecil.
1)   Koordinasi sulit dilakukan, Mengkoordinasi bawahan yang banyak relatif lebih sulit.
2)   Jalur perintah dan tanggung jawab pendek, komunikai lebih efektif, hambatan lebih mudah diatasi.
2)   Pembinaan dan kontrol kurang efektif.
3)   Hambatan birokrasi dapat dihindari, pekerjaan dapat lebih cepat.
4)   Spesialisasi tugas kurang mendalam
Perusahaan yang baru berdiri biasanya menganut Flat organization, karena keterbatasan biaya maupun hal-hal lain, namun kontrol tetap harus diperkuat dengan balanced score card (ex)

2.1.3 Hubungan Antara Ukuran Organisasi dan Jumlah Tingkat Hirarki

Gambar 4. Hubungan Antara Ukuran Organisasi dan Jumlah Tingkat Hirarki

n  Pada saat sebuah organisasi memiliki 1.000 anggota, maka organisasi tersebut memiliki 4 tingkat di hirarki
n  Pada saat 3.000 anggota, kemungkinan memiliki 7 tingkat
n  Setelah 10.000 sampai 100.000, organisasi memiliki 9 atau 10 tingkat
  

2.1.4   Hubungan Antara Ukuran Organisasi dan Ukuran dari Komponen Manajerial

Gambar 5. Hubungan Antara Ukuran Organisasi dan Ukuran dari Komponen Manajerial

n  Peningkatan ukuran dari komponen manajerial kurang sebanding dengan peningkatan ukuran organisasi.(Tidak proporsional dengan size organisasi)
Contoh :
50% increase in size, only 33 % increase in hierarchical levels.
n  Terlihat bahwa organisasi membatasi pertumbuhan dari para manajer ketika mereka sedang berkembang. Hal itu dikarenakan, banyak masalah yang signifikan yang mengacu pada hirarki.

 2.1.5 Jenis Hirarki Manajerial
Ada 2 jenis hirarki manajerial, yaitu :
1.    Pyramid like – structure
Bentuk struktur dengan menurunnya jumlah manajer di setiap tingkatan
2.    Bloated structure
Bentuk struktur dengan semakin meningkatnya jumlah manajer di setiap tingkatan. 
Gambar 6. Jenis Hirarki Manajerial

2.1.6 Masalah-Masalah dengan Tall Hirarchies :

1.    Masalah Komunikasi

Komunikasi membutuhkan waktu lebih lama dan kemungkinan akan menyimpang. Semakin tinggi tingkatan hirarki, maka komunikasi semakin buruk. Masalah-masalah yang ada pada komunikasi meliputi :
a.       Keputusan yang lambat
b.      Informasi yang menyimpang
c.       Memanipulasi data
d.      Top manajer akan kehilangan kontrol
2.    Masalah Motivasi
Semakin tinggi hirarki, maka perbedaan dalam kewenangan yang dimiliki manajer di setiap level menurun, seperti halnya area tanggung jawab.
a.       Kurang tanggung jawab dan wewenang dapat mengurangi motivasi, yaitu : melempar tanggung jawab kepada top manajer.
b.      Lambat pengambilan keputusan dan komunikasi yang buruk.
3.    Biaya Birokrasi
Biaya untuk manajer yang berhubungan dengan menjalankan & operasi organisasi.
4.    Masalah Hukum Parkinson
Berpendapat bahwa jumlah dari manajer dan hirarki didasarkan pada dua prinsip, yaitu :
a.    Seorang pejabat ingin memperbanyak bawahan, bukan saingan.
b.    Pejabat membuat pekerjaan untuk satu sama lain
Semakin banyak bawahan, akan lebih tinggi status. Sehingga, menyebabkan setiap orang berusaha mencari bawahan sebanyak mungkin agar hirarki semakin tinggi (Tall hierarchies).

2.1.7 Jumlah Ideal Tingkat Hirarki

Jumlah ideal tingkat hirarki ditentukan oleh:
1.    Prinsip Minimal Dari Rantai Komando : Suatu organisasi harus memilih jumlah minimum tingkat hirarki yang konsisten dengan tujuan dan lingkungan dimana organisasi dijalankan.
a.    Organisasi menjaga tetap Flat sesuai dengan tujuan & lingkungan organisasi, sehingga masalah-masalah akan berkurang.
b.    Satu-satunya alasan bagi suatu organisasi untuk memilih struktur Tall lebih dari struktur Flat adalah ketika dibutuhkan tingkat kontrol langsung yang tinggi atau pengawasan langsung atas bawahan.
c.    Organisasi berusaha avoid too tall tapi tetap dapat maintain & control dengan rentang kendali.
2.    Rentang kendali (span of control): Jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau atasan. Ada 2 jenis rentang kendali, yaitu :
A.    Rentang kendali sempit (Narrow)
Rentang kendali sempit berarti seorang manajer atau supervisor mengawasi beberapa bawahan àTall Organization.

B.     Rentang kendali lebar (Wide)
Rentang kendali lebar berarti seorang manajer atau supervisor mengawasi sejumlah besar bawahan àFlat Organization.
Hubungan terbalik antara rentang kendali dan jumlah tingkat hirarkis dalam sebuah organisasi yaitu mempersempit rentang kendali, maka semakin tinggi jumlah tingkatan dalam suatu organisasi. Begitupun sebaliknya memperlebar rentang kendali, maka semakin pendek jumlah tingkatan dalam suatu organisasi.
Gambar 7. Jenis Spans of Control
Faktor-faktor yang menentukan rentang kendali yang tepat  :
a.    Faktor yang paling penting membatasi rentang kendali adalah ketidakmampuan manajer untuk mengawasi peningkatan jumlah karyawan yang memadai
b.    Batasan untuk rentang kendali tergantung pada kompleksitas dan aktivitas keterkaitannya.
Jika tugas rutin & similar à bisa wide span
Tetapi jika tugas susah & kompleks à narrow span

2.2    Control

Pengendalian (Control) adalah salah satu fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staff, dan mengarahkan. Kontrol ditentukan dengan diferensiasi horizontal. Diferensiasi horizontal adalah sebuah organisasi yang terbagi menjadi subunit memiliki banyak hirarki yang berbeda, bukan hanya satu, setiap fungsi atau divisi memiliki hirarki sendiri. Diferensiasi horizontal juga merupakan cara utama dalam sebuah organisasi untuk mempertahankan kontrol atas karyawan tanpa meningkatkan jumlah tingkat hirarki. Faktor yang mempengaruhi bentuk hirarki dalam Control adalah sebagai berikut :
1.    Sentralisasi: dengan desentralisasi, kurang diperlukan pengawasan manajerial langsung
a.    Kewenangan didelegasikan ke tingkat yang lebih rendah
b.    Desentralisasi juga tidak banyak menghilangkan kebutuhan dalam tingkat hirarki besar, organisasi yang kompleks.
organisasi yang membantu struktur tinggi yang relatif lebih fleksibel.
2.    Standarisasi: mengurangi tingkat manajemen karena aturan pengganti untuk pengawasan langsung. Melakukan kontrol atas karyawan yang akan membuat perilaku dan tindakan mereka dapat diprediksi
Birokrasi adalah sebuah bentuk struktur organisasi di mana masyarakat dapat bertanggung jawab untuk tindakan mereka karena mereka diwajibkan untuk bertindak sesuai dengan aturan dan standar operasional prosedur (SOP). Prinsip-prinsip birokrasi antara lain :
1.    Prinsip satu: Birokrasi didirikan pada konsep otoritas rasional-legal.
Otoritas rasional-legal: Otoritas yang di miliki seseorang karena posisinya dalam suatu organisasi. Hirarki harus didasarkan pada kebutuhan tugas, bukan pada kebutuhan pribadi
2.    Prinsip kedua: Peran Organisasi diadakan atas dasar kompetensi teknis, bukan karena status sosial, kekerabatan, atau faktor keturunan. Prinsip satu dan dua menetapkan peran organisasi sebagai komponen dasar dari struktur organisasi.
3.    Prinsip tiga: Peran tugas tanggung jawab dan pengambilan keputusan otoritas dan hubungannya dengan peranan lain dalam sebuah organisasi harus jelas apa yang akan ditentukan.
a.    Konflik peran: keadaan oposisi yang terjadi ketika dua atau lebih orang memiliki pandangan yang berbeda dari apa yang orang lain harus melakukan, dan sebagai hasilnya, membuat tuntutan yang saling bertentangan pada orang tersebut.
b.   Ambiguitas peran: ketidakpastian yang terjadi bagi seseorang yang tugas atau kewenangan yang tidak jelas
4.    Prinsip empat: Peran organisasi dalam birokrasi adalah bahwa setiap kantor yang lebih rendah dalam sebuah hirarki berada di bawah kontrol dan pengawasan dari kantor yang lebih tinggi. Organisasi harus diatur secara hirarki sehingga orang dapat mengenali rantai komando.
5.    Prinsip lima: Aturan, standar prosedur operasi, dan norma-norma yang harus digunakan untuk mengontrol perilaku dan hubungannya di antara setiap peran dalam sebuah organisasi.
a.    Aturan dan SOP tertulis sebagai petunjuk yang menentukan serangkaian tindakan yang ditujukan untuk mencapai akhir yang diberikan.
b.    Norma yang tidak tertulis
c.    Aturan, SOP, dan norma-norma memperjelas harapan masyarakat dan mencegah kesalahpahaman.
6.    Prinsip enam: Tindakan administrasi, keputusan, dan peraturan harus dirumuskan dan dimasukkan  kedalam tulisan.
a.    Struktur birokrasi menyediakan sebuah organisasi dengan memori
b.    Sejarah organisasi tidak dapat diubah.

2.3.1   Keuntungan Birokrasi

1.    Menjabarkan aturan-aturan dasar untuk merancang sebuah hirarki organisasi yang efisien untuk mengontrol interaksi antara anggota organisasi.
2.    Aturan tertulis mengenai reward dan hukuman karyawan mengurangi biaya pelaksanaan dan mengevaluasi kinerja karyawan.
3.    Memisahkan posisi dari dari setiap orang.
4.    Memberikan kesempatan kepada seseorang untuk mengembangkan keterampilan mereka dan meneruskannya pada penerus mereka.

2.3.2   Permasalahan dalam Birokrasi :

1.    Seiring waktu manajer gagal dalam mengontrol perkembangan hirarki organisasi.
2.    Anggota organisasi lebih mengandalkan pada aturan dan prosedur operasi standar (SOP) untuk membuat keputusan.
3.    Ketergantungan membuat mereka tidak responsif terhadap kebutuhan pelanggan dan stakeholder lainnya.

2.4    Manajemen Berdasarkan Tujuan

Manajemen berdasarkan Tujuan (MBO) adalah sistem evaluasi pada kemampuan mereka untuk mencapai tujuan organisasi tertentu atau standar kinerja dan untuk memenuhi anggaran operasi. Langkah-langkah pengambilan keputusan dalam Manajemen berdasarkan Tujuan, yaitu :
1.    Langkah 1: tujuan dan sasaran spesifik ditetapkan pada setiap tingkat organisasi.
2.    Langkah 2: Manajer dan bawahan mereka bersama-sama menentukan tujuan.
3.    Langkah 3: Manajer dan bawahan mereka secara berkala meninjau kemajuan bawahan 'menuju tujuan pertemuan.

2.4.1   Pengaruh Organisasi Informal  

Pengambilan keputusan dan koordinasi sering terjadi di luar organisasi yang telah dirancang secara resmi sebagai bentuk interaksi seseorang. Aturan dan norma kadang-kadang muncul dari interaksi seseorang dan bukan dari aturan formal cetak biru Manajer perlu mempertimbangkan struktur informal saat mereka melakukan perubahan karena hal dapat mengganggu norma-norma informal. Organisasi informal benar-benar dapat meningkatkan kinerja organisasi. Untuk tetap menjadi flat organization, dapat dilakukan dengan : Penggunaan organisasi informal untuk memotivasi, informasi dalam peningkatan kinerja serta penggunaan IT, self management, work team.
1.    IT (Teknologi Informasi):
a.    Penggunaan teknologi informasi (TI)  memudahkan untuk merancang struktur dalam mengontrol bawahan lebih efektif.
b.    IT menyediakan informasi yang mereka butuhkan di semua tingkatan.
c.    IT mendorong desentralisasi dan penggunaan tim
2.    Empowerment (Pemberdayaan): Proses memberikan karyawan sebuah otoritas untuk membuat keputusan penting dan bertanggung jawab atas hasil tim mereka.
3.    Self-managed teams (swakelola): Kelompok kerja terdiri dari orang-orang yang bersama-sama bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tim dapat menyelesaikan tujuannya.
4.    Cross-functional teams (Tim lintas-fungsional): Kelompok karyawan dari seluruh fungsi yang berbeda organisasi yang diberdayakan untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan penciptaan nilai.
5.    Contingent workers: Pekerja yang dipekerjakan sementara oleh sebuah organisasi dan yang tidak menerima manfaat tidak langsung seperti asuransi kesehatan atau pensiun


BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1.    Penggunaan Diferensiasi Vertikal digunakan untuk menentukan Otoritas
Penggunaan Diferensiasi Horizontal digunakan untuk menentukan Control
2.    Hirarki berhubungan dengan efektifitas pengambilan keputusan organisasi dan sistem komunikasi, serta mengkoordinasikan & memotivasi karyawan secara efektif.
3.    Suatu organisasi untuk tetap menjadi Flat Organization, dapat dengan :
a.    Penggunaan organisasi informal untuk memotivasi, informasi dalam peningkatan kinerja.
b.    Penggunaan IT, self management, work team, Cross-functional teams, Empowerment, dan Contingent workers.
4. Ada 2 jenis hirarki manajerial, yaitu :
a.      Pyramid like – structure
b.      Bloated structure

DAFTAR PUSTAKA

ü  Ali, Warraich Usman dkk. 2014. “Impact of Stress on Job Performance: An Empirical study of the Employees of Private Sector Universities of Karachi, Pakistan”. Vol. 3 (7).
ü  Anatan, Lina dan Ellita, Lena. 2007. Mnanajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta. Anoraga, Pandji. 2006. Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta
ü  Dessler, Gary. 2008. Human Resource Management. New Jersey: Prentice Hall.
ü  Indarti, Dewi. 2013. Pengaruh Konflik Peran dan Role Overload Terhadap Kepuasan Kerja Pada Karyawan PT. X. Skripsi. Surabaya: FE Universitas Negeri Surabaya.
ü  Irawan, Rizki Andi. 2010. Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan. Skripsi. Semarang: FE Universitas Diponegoro.
ü  Kaswan. 2012. Manajemen Sumber Daya Untuk Keunggulan Bersaing Organisasi. Bandung: Graha Ilmu
ü  Ling, Sai Mei dan Bhatti, Muhammad Awais. 2014. “Work Stress and Job Performance in Malaysia Academic Sector: Role of Social Support as Moderator”. Vol. 4 (12).
ü  Mangkunegara, Prabu, A.A Anwar. 2011. Evaluasi kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama.
ü  Nagami, Makiko, Akizumi Tsutsumi, Masao Tsuchiya, Kaneisha Morimoto. 2010. “job control and coworker support improve employe job performance”. Journal of Industrial Health. Vol. 48. Pp 845-851.
ü  Putra , Yanuar S. dan Mulyadi, Hari. “Pengaruh faktor job Demand terhadap kinerja dengan burnout sebagai variabel moderating pada karyawan bagian produksi PT. Tripilar Betonmas Salatiga”. Among Makarti. 2010. Vol.3 No.6
ü  Sarah, Syifa M. 2014. Studi descriptive mengenai job demand-control pada salesman sepeda motor PT X di kota Bandung.
ü  Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


 
Design by Andhika Yuswanto | Bloggerized by Kunir - JAWA TIMUR | UNIVERSITAS JEMBER